Kamis, 25 September 2014

My Name is Love



yippiyy, balik lagi nih w, w lagi pengen nyoba nulis semacam cerpen ber-series mungkin kek novel kali yaa, menurut kalian bagus gak ? baca yaa :)

***

Mengapa dewa asmara tidak memiliki keajaiban? Tidak ada panah. Tidak ada sayap. Tidak bisa memberi bunga.
Dewa asmara tidak membutuhkan keajaiban. Karena cinta sendiri adalah sebuah keajaiban. Setiap orang memiliki keajaibannya masing-masing. Hanya perlu menghubungkannya satu dengan yang lain.

***

"Def, lo kan temen baik gue nih. Lo bantuin gue ya."
"Bantu apaan ?"
"Gue sekarang lagi naksir anak nih, dan gue tahu, lo orang yang tepat yang bisa gue andalkan. Bantuin gue deketin dia ya."
"Oke, gak masalah, cewek mana yang lo taksir ?"
"Dia anak kelas sebelah, ntar gue kasih tau deh."

***

"Mana nih, cewek yang lo bilang ?"
"Sabar, bentar lagi juga nongol."
"Duh, kayak setan aja pake nongol segala."
"Nah, tuh tuh, yang rambutnya panjang dikuncir rapi."
"Yang mana sih ?"
"Duh, pake kacamata lo Def."
"Oiya, sori."
"Itu loh. Yang lagi ke arah sini. Dia yang tinggi yang depan sendiri."
"Oliv ?"
"Nah, iya bener. Kalo gak salah nama panjangnya Olivia Cemara, bagus ya. Cantik kayak orangnya."
"Bukan itu maksud gue."
"Eh, dia melambai ke gue. Duh, senengnya."

Dag, dig, dug.

"Hai Def. Boleh gue gabung sama lo ?"
"Boleh kok, duduk aja, eh, Def ? Bukan gue ?"
"Iya duduk aja, Liv."

***

"Kok lo bisa kenal sama Oliv ? Padahal kan, dia baru aja pindah ke sekolah kita."
"Dia temen SMP gue dulu."
"Ooh, berarti besar kemungkinannya dong, kalo gue bisa dapetin Oliv."
"Maksud lo ?"
"Ya, secara lo temennya dulu, berarti lo kenal deket sama dia kan. Jadi, gue bisa jadian sama dia deh, hehe."
"Oh."
"Lo kenapa sih, jadi jutek gitu. PMS lo ?"
"Lo kali, udah kayak emak-emak aja cerewetnya. Udah ah, gue balik duluan ya."
"Oyi bro."

***

"Oliv ? Ngapain kamu masih disini ? Kok gak pulang ?"
"Aku nunggu jemputan, tapi kayaknya bakal lama. Kamu sendiri ?"
"Habis,"
"Fotografi ?"
"Ya."
"Huh, kamu gak berubah sama sekali ya."
"Hm."
"Def, mau nemenin aku gak ?"
"Okay."
"Def, menurut kamu, apa kita masih bisa ?"

Hening.

"Aku gak tau."
"Hmm, tau gak Def, kata orang, cinta adalah sebuah tanda dari langit, bahwa seseorang itu ada disini untuk sebuah alasan. Dan bagiku, alasan aku ada disini, itu karenamu."
"Kamu pindah jauh dari Jakarta kesini hanya karena alasan sepele itu ? Gak masuk akal deh. Mending kamu buruan balik kesana. Ini bukan tempat untuk main-main, Liv"
"Def tunggu, jangan pergi. Aku gak mungkin menyerah gitu aja."
"Terdengar keras kepala seperti biasa."
"Begitulah."
"Liv, dengerin ya. Dulu, emang semua antara kita baik-baik aja. Dan sampai sekarang bakal baik-baik aja. Kita cuma beda status. Gak akan ada yang berubah, kita masih akan jadi temen baik."
"Gak, aku gak mau. Diantara kita gak baik-baik Def. Kamu tau itu."
"Itu udah lalu Liv. Aku bisa aja mencintaimu dan mengatakannya. Namun ketika kau pergi, dan saat kau kembali. Bagiku cinta adalah kata yang terlupakan."

Hening.

"Huh, begitu ya. Salah waktu itu."
"Enggak. Gak ada yang salah. Semua hanya berjalan sebagaimana mestinya."
"Apa kamu yakin, diantara kita masih baik-baik aja ?"
"Hm, harus berapa kali aku ngomong sih. Kita masih akan jadi teman baik kok. Aku bakal selalu ada buat kamu. Tapi gak kayak dulu. Kamu ngerti ?"
"Iya, aku ngerti."
"Eh, tuh udah di jemput. Sana gih."
"Ya udah, aku duluan ya Def. Kamu hati-hati naik motornya. Jangan ngebut.  Bye."
"Iya." Menatap langit yang terlihat lebih membiru. "Kamu masih sama seperti dulu. Kamu yang dulu ku cinta."

***

"Def, gimana ? Apa langkah awal lo ?"
"Bantuin dia move on."
"Wow, wow, cepet banget lo dapet infonya. Dapet dari siapa lo ? Lo gak ikut ngegosip bareng cewek-cewek di pojokkan itu kan ?"
"Emang lo kira gue apaan. Duh, mau dibantuin gak sih ? Cerewet mulu lo."
"Iya deh iya."
"Oke, first step. Selalu sapa dia, jangan lupa tunjukin cengiran terbaik lo. Tapi jangan lebay, tetep tunjukin sisi ganteng dan cool."
"Cukup mudah."
"Enggak segampang yang lo kira." 'Enggak kalo lo tahu, mantannya yang kasih instruksi lo'
"Oh ya ?"
"Coba aja."
"Oke. Tunggu dia lewat."
"Kelamaan lo. Samperin aja tuh."
"Gengsi ah, noh liat. Dia lagi sama temen-temennya."
"Cemen lo. Nih liat gue."

***

'Eh Cin, liat tuh. Ada kak Def. Duh ganteng ya.'
'Iya, Bry. Eh daritadi dia ngelirik ke arah gue.'
'Bukan kali, dia tuh ngelirik ke gue. Secara gue tuh Bryna, gue lebih cantik daripada lo.'
'Sadar kali, ada Oliv yang lebih cantik dari lo.'
'Kalian ngomongin apaan sih ?'
'Tuh, lihat cowok di sebelah sana. Yang pake kacamata, ganteng ya.'
'Oh, Def. Ya lumayan lah.'
'Lo kenal dia ? Padahal kan lo baru aja pindah kesini ?'
'Secara kan, Def itu kan udah terkenal seantero sekolah. Pasti Oliv tau lah.'
'Oh ya. Wah kalo itu sih gue baru tau. Padahal mantan gue yang satu itu, menurut gue biasa aja.'
'Hah ? Mantan ?'
'Oliv, mantannya Def ?'
'Demi apa, Def itu mantan lo ? Tapi gak heran sih, lo berdua serasi kok.'
'Udah ah, jangan kenceng-kenceng. Malu tau.'
'Ya ampun Liv. Lo malu punya mantan yang jadi kecengan semua cewek di sekolah kita ini ?'
'Ya jelaslah. Orang kalian ngomong pake toa.'
'Eh, iya deh maaf.'
'Trus. Apa alasan kalian putus ?'
***

"Hai Cin, Bry, Oliv."
"Hai juga, Def."
'Hm."
"Ya ampun. Demi apa, gue barusan disapa sama Def."
"Iya, gue juga. Ah, senengnya."
"Huh, lebay."
"Lo kenapa gak bales sapaan dia Liv ?"
"Ya ampun, ini kejadian yang langka banget tau gak ? Ya kan Cin."
"Ehm, gue biasa aja kok, emang gue harus gimana kalo dia sapa ?"
"Duh, Olivia sayang. Paling gak say hi juga dong ke dia."
"Emang kalo cuma gue bales pake senyum doang kurang ya ?"
"Oliiivvv."
'Salah gue apa ?"

***

"See ?"
"Wew, lo emang keren Def. Pantes semua cewek ngincer lo. Taktik lo selalu berhasil. Gue suka gaya lo."
"Muji nih ceritanya ?"
"Elah, sekali- kali deh. Oh ya, ntar istirahat ajak gue kenalan sama dia ya."
"Oke sip."

***

"Hei Def, gue duduk sini ya ?"
"Duduk aja. Oh ya, kenalin nih temen sekelas gue, namanya Raga Gali."
"Gali."
"Oliv."
"Nah, gue mau beli minum dulu ya. Ada yang mau nitip ?"
"Gue, es jeruk satu."
"Oliv ?"
"Gue gak usah, masih ada nih."
"Oh, oke."

Hening.

"Nama panjang lo Olivia Cemara ?"
"Iya, emang kenapa ? Aneh ya ?"
"Cantik kali. Cemara itu kan artinya cahaya yang terang. Cocok sama lo. Kayaknya gue bakal butuh lo deh."
"Buat apa ? Kalo gak susah, gue usahain bantu deh."
"Gak susah kok, cuma gue butuh dituntun aja."
"Emangnya lo buta ? Gak bisa jalan sendiri ?"
"Enggak, tapi hidup gue selalu gelap. Gue butuh lo buat nerangin hidup gue. Biar gue gak tersesat lagi."
"Aishh, gombal lo. Eh, terus Gali itu artinya apaan ?"
"Oh, Gali itu artinya penjahat kapal ?"
"Oh ya, lo kok bisa tau ?"
"Bisa dong, keren ya, kayak bajak laut, haha."

Dari kejauhan, "Syukur deh, ada orang yang bisa buat lo ketawa selain gue."
Brakk. Keduanya jatuh tersungkur, diam, dan saling menatap. Hening. Lalu gadis yang menabraknya itu menatap dingin, bangkit dan meninggalkan Def yang masih terduduk bingung.
"Hei, harusnya lo minta maaf ke kak Def dong."
Def tersenyum mengerti, "Maaf, gue gak sengaja nabrak lo." Gadis itu berbalik sekilas, menatap tajam Def, tapi Def hanya terkejut.

Drtt, drtt.. Def bangkit dari duduknya, dan mengambil gadgetnya yang lain. 
Mission 17 : Alora Xevanje
Ia menatap kembali punggung gadis yang meninggalkannya itu.
"Def, lo gak papa, ada yang luka ?"
"Gak apa kok Liv." Def menepuk lembut kepala Oliv.

***

sampai kapan kau akan diam ?

apa gerangan yang menghantui perasaanku saat ini ? padahal ada seorang di sampingku. ia yang bertahun-tahun lalu pergi, yang selalu ku harapkan tuk datang, benar-benar datang padaku. tapi mengapa perasaan tak tentu yang sekarang ku dapatkan.

aku tak tahu, harus tetap tinggal di sisinya, ataukah tetap menunggu kau yang disana. ya, kaulah. secara tak langsung, aku telah mengikatkan, dan menetapkan hatiku padamu. tapi kau tak pernah bicara padaku tentang kita. tentang apa yang kau inginkan. aku seperti berjuang sendiri, tanpa ku tahu apa yang harus ku raih, atau tanpa ku tahu harus berbuat apa.

kau tahu, mencintaimu itu mudah, semudah memberikan hatiku padamu. lalu aku pun tahu, caramu melukaiku juga terlalu mudah. semudah aku yang terlalu berbaik sangka terhadap apa yang sudah kau lakukan untuk menyakitiku.

sejak aku tak tahu apa yang kau katakan, aku hanya bisa menyimpulkan dari apa yang kau tulis di harianmu, kata yang kau curhatkan pada kawan lamamu, mantanmu. kau menyukai seorang perempuan yang sudah memiliki kekasih. tidakkah itu bukan aku ? lalu kenapa aku merasa bersalah dengan perasaanku ini, ha ?

dengan ataupun tanpa persetujuanku, kau telah menyukai perempuan lain, mengingkari apa yang telah kau janjikan, meski tak bisa dianggap janji sekalipun, karena aku tak pernah memercayai setiap katamu, sebelum ini. tapi aku merasa terkhianati olehmu.

lalu kenapa perasaan bersalah yang menghantuiku ? padahal aku hanya bersanding dengan seorang yang telah lama ku kenal. seorang itu tentu istimewa, tapi ia hanya seorang teman, teman yang terkasih, seorang mantan, yang kini entah kenapa, aku dan dia bisa berteman lagi.

kau berhak menentukan perasaanmu, juga tindakanmu. dan aku berhak marah karenanya. tapi apa kemampuanku. dengan atau tanpa persetujuanku, kau melakukan hal yang tak pernah ku tahu. aku dan kamu jauh, terlalu jauh jarak diantara kita.

aku tak pernah canggung saat berada di dekatmu, berpapasan denganmu, tapi aku canggung saat tak ada kata yang terucap saat kita dekat. arghh, bisa gila lama-lama aku memikirkan soal hal ini. memilih menjaga perasaan ini, atau mengacuhkan semua yang ada di hadapanku. aku tak mau, kedekatanku dengannya, membuat kau berpikir bahwa semua diantara kita selesai, oh, bahkan tak pernah dimulai. semua yang kita lakukan hingga saat ini hanyalah draft.

yang menyedihkan adalah, kita sama-sama saling menunggu untuk bicara, lalu kenapa tak kau mulai saja, karena pada awalnya kau yang memulai.

sekarang, bisakah kau perjelas padaku, apa yang kau inginkan ? aku akan tetap berada di sini untuk mendengarkannya. ya, tetap disini, yang artinya, aku akan berhenti saat kau menginginkannya.

Minggu, 21 September 2014

inspired !

hmm, since i have studied about languages, i appreciate that i love writing. idk about the detail, but with writing, i feel like i can make my own world, and explore it by myself.

okay, kalo soal motivasi w buat nulis, w gatau. mungkin saat pertama kali w kenal karin. ya, namanya Karina Puspita Sari. cewek manis dengan dimple di kedua pipinya, yang sewaktu w kenal, sampai sekarang, insyaAllah masih berjilbab. cewek PMR, yang multi-talented and unpredictable. pinter main alat musik, juga pinter bahasa Inggris. I was inspired by her.

actually, w pertama kali suka baca teenlit, novel, cerpen atau semacamnya itu gara-gara karin. soalnya, buku bacaan w itu komik, wkwk. entah cerpen atau novel apalah itu yang pertama kali w baca, itu buatan dia. and i fall in love, in the first time.

cerita yang saat itu w baca, beda dari yang lain. dari cerita yang dia buat, w seakan bisa menjelajahi dunia yang dia buat. w merasakan apa yang dia lukiskan di ceritanya. w merasa, seakan, bagian dari cerita yang dia buat itu, adalah bagian dari petualangan w. w gatau gimana jelasinnya, but i feel it so amazing, so i can't describe it by words.

dari situlah, w yang semula apatis, payah, benci, segala macemlah sama pelajaran bahasa, saat itu juga w jadi seneng banget. w belajar, dan belajar, gimana caranya buat cerita kayak yang dia buat. first time, w gagal. w gak tau harus cerita apa, dan kalo nulis pun, yang ngalir dalam otak nih, malah ringkasan cerita yang w baca dari punya karin. w sedih, sampai kalo w baca, itu semua kayak resume karya karin. akhirnya w nyerah, dan mutusin untuk berhenti nulis.

tapi dengan w berhenti, w gak berhenti mencoba dengan cara lain. w mulai baca buku-buku yang berhubungan dengan menulis, w baca novel, teenlit, majalah sampai koran sembarang macem w baca. hanya untuk jadi referensi cerita. w melihat dan merekam semua kejadian yang ada di sekeliling w, juga kejadian yang w alami. w mulai menulis semacam diary, juga pendapat orang soal suatu hal.

sampai saat ada pelajaran buat puisi, w belajar gimana nata kalimat, pemilihan kata yang baik (diksi), juga estetika kesatuan puisi.dari situ, w jadi paham dan bisa nulis, yahh, meskipun masih abal sih, hweheh. dan karena w terus belajar, menelaah, memahami, mengagumi, akhirnya, sekarang w jadi bisa nuliss, yeayy yuhuuu *sori alay. meski dibilang bisa, belum dibilang mahir juga. masih newbie w, masih abal gitu. ahh iya, sampai hampir lupa, w punya akun wattpad, dan w nulis disitu. tapi eitss, jangan ketawa ya, w pakai nama samaran, so, kalo kalian penasaran sama cerita yang w buat, kalian bisa langsung cek aja ke wattpad, nih alamatnya http://www.wattpad.com/user/arisaaii
nah, berhubung w masih newbie, tulisan w juga gak bagus-bagus amat, maka dari itu, andai kata kalian mau kasih kritik ke w, w bakal seneng banget buat menerimanya :D

tbh, w gak mudeng sama yang w tulis sekarang ini, alah, apa aja deh, gue balik ke dunia nyata w dulu ya, byee.
hap *ngilang*
nih w kasih smile :))

friendship or friendsht

huhh, ya ampun, udah lama banget w gak posting-posting *curhat nih*

btw, sekarang w udah SMA loh, udah di tahun terakhir :') seneng sekaligus sedih nih, seneng karena berada di kasta paling tinggi hueheu, sedih karena momen kayak gini gak dateng dua kali hikss ngomong-ngomong soal masa SMA, masa yang paling menyenangkan, masa yang paling berkesan. gak perlu dibahas lagi dong, kek apa. semua orang udah tahu, dan yang belum, tunggu aja, pasti bakal kerasa berkesan.

kalo ditanya perbedaannya sama masa SMP, banyak banget lah. dari yang masih cupu, jadi berani nakal. banyak coba hal baru, dari yang baik, sampek yang buruk. eh, gak ding, kalo w gak coba yang buruk kok, cuma, emang agak buruk aja, agak loh ya, wkwk.

w curhat yaa, boleh yaa. okay, here I go.

 

pernah gak sih, lo ngerasa kayak, masa-masa turning point, saat semua yang lo dapet ternyata semua
itu semu. temen yang lo kira temen, sahabat yang lo kira sahabat, ternyata mereka itu busuk. *ups
gue salah satunya yang pernah ngalaminya. dan itu gak enak banget. w sedih, w marah. kenapa gue bisa di posisi kek gitu. kenapa Tuhan kasih cobaan yang sama sekali gak gue kira bakal seberat itu. ugh, ngeselin banget pasti. tapi w masih bingung, dulu kejadian kek gitu gimana ceritanya yaa, hahaha, w lupa.

untungnya, w punya sistem di otak, kayak, sesuatu yang gak penting, atau apapun yang bikin sedih, semua itu bisa langsung ke hapus. lo tahu, kayak di komputer atau laptop gitu. kalo ada file yang dihapus, file itu bakal udah gak ada lagi, gak ada lagi di memori w. tapi masih ada di recycle bin kan, nah, itu tergantung seberapa parahnya file itu. kalo parah banget, bisa-bisa langsung kehapus di recycle bin nya sekaligus. alhasil, kalo w disinggung masalah itu lagi, w udah lupa, bener-bener lupa. kayak orang amnesia gitu. dan kalaupun w dikasih bukti fisik soal kejadian itu, w bener-bener gak inget. gak ada kilasan memori soal kejadian itu. hebat kan. w gak tahu kok bisa kek gitu, kemampuan alami dari otak w nih, wkwk.

hahh, terlepas dari masa kelam soal pertemanan itu, sekarang w udah punya temen, dan sahabat yang bener-bener temen. gak tau lagi sih, kalo jauh di lubuk hati mereka mau nge-stab w, kek kejadian smp. tapi, w yakin, masa SMA ini masa yang lebih baik. ada tiga orang temen w, yang sampai detik ini setia jadi sahabat w. dari dulu kelas X SMA, sampai sekarang kita beda kelas, kita masih langgeng. terharu w. w bisa jadi diri w sendiri, w bisa bebas meng-explore apa aja. w bahagia dan bersyukur banget, meski w bukan anak pop, temen w bukan artis, gak femes, gak borjou, tapi w bisa gila-gilaan bareng mereka. temen yang konyol, yang saling ngedukung orang lain, nge-gosip, ngolok-ngolok orang lain, bukan ngolok satu sama lain di belakang. dan w rasa, w mulai bisa ngerti. karena Tuhan selalu adil, Tuhan kasih kita ujian, cobaan, supaya kita bisa jadi hamba-Nya yang terbaik. jika kita lolos ujian itu, Tuhan bakal makin sayang sama kita, dan alhasil, kita bakal dikasih hadiah, semacam reward, karena kita berhasil ngejalanin ujian itu. lo bisa tebak apa yang Tuhan kasih ke w.

i'll always appreciate the things You gave to me, thanks God :))

sekian dari curhat minggu w, hueheuhue, see yaa :D


Kamis, 18 September 2014

Chocolate Bar




Ini sudah keempat kalinya dia memberi kejutan kecil untukku. Bukan sesuatu yang istimewa, tapi aku begitu menyukainya.

“Buat apa ?” tanyaku padanya.

“Hadiah.” jawabnya santai tersenyum lembut padaku.

Aku menerimanya dengan senang hati. Jika kau bertanya apa yang ku dapatkan darinya ? Aku hanya dapat menjawab, sebuah lollipop. Sudah ku bilang bukan sesuatu yang istimewa. Sederhana, tapi aku sangat menyukainya.

“Sebenernya, lo gak perlu makan tuh permen. Manis lo udah alami. Gak perlu pemanis buatan.” ejeknya. Aku hanya tertawa gemas menanggapi kata-katanya.

***

Dia menyodorkan sebatang coklat padaku. Aku sudah terbiasa diberi bunga, puisi, permen, es krim, lollipop, harum manis, lalu sekarang coklat, dalam rangka apa lagi ?

“Happy Anniversary !” ucapnya riang. Oh begitukah, aku kembali tersenyum.

“Terima kasih.” jawabku senang.

***

Hidupku terasa lebih manis, dan semakin manis ketika dia datang padaku lalu membagi semua hal manis untukku. Di saat aku sedih, atau lesu, dia selalu ada di sampingku, di dekatku, memberi hal manis untuk menyemangatiku. Namun pada hari itu, dia tak datang dengan hal manis lagi untukku, tapi sebuah pil pahit kehidupan.

Hanya dua yang sebenarnya aku takutkan, perasaan sayang dan cinta. Aku tidak mau mengalami dua perasaan yang berhubungan dengan perasaan lainnya, kehilangan dan penyesalan. Tahukah, sekarang aku mengalaminya.

“Maaf.” Cukup, hentikan kata-kata itu. Aku sudah tahu hal ini akan terjadi, cepat, atau lambat. Aku sudah memimpikannya.

“Semoga kau bisa menemukan orang yang lebih baik dariku, dan pantas untuk kau cintai.” katanya seraya pergi meninggalkanku.

Sebagian orang menangis karena cinta mereka telah pergi. Tapi, aku hanya ingin berterima kasih pada cinta itu, aku ingin menyimpan kenangan ini. Setidaknya, aku telah mengucapkan segala yang ingin ku katakan padanya. Biarlah aku menelan semua pahit dan sakitnya perasaan ini, dan waktu yang akan mencernanya. Karena aku tahu, rasa sakit ini hanya bersifat sementara, Karena secorong es krim akan menjadi obatnya, bukan?

***

Minggu, 04 Desember 2011

Panda and The Human

Tau gak kalian ?
Panda Besar punya banyak nama, yaitu (Hanzi: 貓熊;; pinyin: mao xiong), Ailuropoda melanoleuca ("Kaki-kucing hitam-putih") atau diringkas Panda.
Panda adalah seekor mamalia yang biasanya diklasifikasikan ke dalam keluarga beruang, Ursidae, yang hewan asli Tiongkok tengah.
Panda Besar tinggal di wilayah pegunungan, seperti Sichuan dan Tibet.
Pada setengah abad ke-20 terakhir, panda menjadi semacam lambang negara Tiongkok, dan sekarang ditampilkan pada uang emas negara tersebut.
Nama China-nya berarti "kucing-beruang," dan juga bisa dibaca dibalik tanpa mengubah arti. Ia dinamai panda di Barat karena mirip dengan Panda Merah, dan dulunya dikenal sebagai Beruang Belang (Ailuropus melanoleucus).

Wow.. banyak banget ya nama panggilannya..  ribet lagi..
aku aja singkat kok.. cuman 1 kata "FATIMAH" hahaha :DD
pelis deh.. aku nylimur.. +.+
udah udah.. balik lagi yuk..
lanjut :P

Meskipun secara taksonomis ia adalah karnivora, makanannya seperti herbivora, sebagian besar tumbuh-tumbuhan, hampir hanya bambu saja.
#Eh.. Taksonomis itu apa'an.. Gatau dhe =.=

Secara teknis, seperti banyak hewan, panda adalah omnivora (Bisa disebut Karnivora, Omnivora, Herbivora), karena diketahui mereka juga makan telur, dan juga serangga selain bambu. Kedua makanan ini adalah sumber protein yang diperlukan. Telinganya bergerak-gerak saat mereka mengunyah.

Kalian tau.. Panda Besar termasuk spesies terancam punah, terancam oleh kehilangan habitat dan tingkat kelahiran sangat rendah, baik di alam maupun di kandang. Sekitar 1.600 diyakini masih hidup di alam. Panda Besar adalah lambang World Wildlife Fund (WWF), organisasi pelestarian alam.

Panda Besar memiliki cakar yang ganjil, dengan "jempol" dan lima jari; "jempol" ini sebenarnya tulang-pergelangan tangan yang termodifikasi.

#kasihan deh ya panda itu T.T coba aja kalo kita makhluk yang namanya "MANUSIA" itu punah..
gara-gara panda !! kebayang gak ??
aku gak sih.. hehehe :PP

nah for the result..
we're the human have to save our rare animal..
cause we're "the human can destroy and make everything that we wants"
like some problem in the earth, such as Global Warming, Melting Ice in the South and North Poles..
and the other same like that..
that's cause we're "THE HUMAN"
we're human, but sometimes our attitude just like animals..
euhh o.o that's terrible..



udah deh.. cukup sekian basa basi ku..
tapi walau begitu gue gak basi lhoh..
hahaha :D gua alay..
maaf ya kalo bahasaku terlalu mbulet..
jelas.. kaya orangnya kok..
daaa see you later with my new posting :P
bye..

*don't miss me so much :D